"Walaupun saya seorang atlet, saya juga ingin menjadi manusia yang lebih baik. Saya suka membaca buku-buku filsafat di waktu senggang. (Karya) Plato adalah salah satu yang saya baca saat Kejuaraan Dunia dan Japan Open pada tahun lalu," tutur He, seperti dimuat pada laman Fedrasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).
Atlet berusia 26 tahun itu percaya, ilmu filsafat membantunya dalam mengenal lebih dalam dan mengerti tentang dunia serta masyrakat di sekitarnya. Pelajaran ini tentunya sangat membantu bagi para atlet, yang senantiasa berurusan dengan tekanan tinggi serta dinamika antarpribadi yang kompleks. Seorang atlet dapat belajar berpikir lebih kritis, berkomunikasi lebih efektif, dan memahami perspektif orang lain.
Pada laman BWF juga disebutkan, filsafat adalah studi tentang sifat dasar pengetahuan, realitas, dan keberadaan. Ini adalah disiplin yang mengeksplorasi beberapa pertanyaan terdalam dan paling mendasar tentang kehidupan, seperti sifat realitas, moralitas, dan makna hidup. Setiap individu dapat mengembangkan pola berpikir kritis mereka, mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang dunia, orang-orang di sekitar mereka, dan belajar berpikir dan berkomunikasi dengan lebih jelas.
Sementara, memelajari bahasa Inggris juga menjadi prioritas bagi pemain berperingkat lima dunia ini, mengingat pentingnya untuk dapat berkomunikasi dengan para penggemar dari berbagai negara. Saat ini, penting bagi atlet untuk dapat berkomunikasi dengan para penggemar, sponsor, dan sesama pesaing dari seluruh dunia. Dengan fasih berbahasa Inggris, He menilai dirinya dapat lebih terhubung dengan penggemar dari seluruh dunia.
Untuk itu, pemain kidal ini juga banyak menghabiskan waktu menonton film dan acara televisi, dan mendengarkan musik, yang kesemuanya dalam bahasa Inggris. "Ketika orang berbicara kepada saya dengan lambat dalam bahasa Inggris, saya dapat memahami. Saya pikir aksen Inggris itu indah," jelas He.
Dedikasi He untuk menguasai bahasa Inggris telah terbukti sepanjang kariernya. Ia telah mengambil kelas bahasa Inggris dan berlatih saban kali ada kesempatan. "Di China, saya belajar dari seorang guru, dan saat kami mengikuti Tur Dunia, saya mencoba melakukan belajar dari jarak jauh, seperti merevisi kosa kata saya. Sementara sewaktu berada di Inggris, saya merasa itu adalah kesempatan yang sangat bagus untuk berlatih juga," ungkap He, dalam sebuah turnamen di Birmingham, Inggris, sebulan lalu.
"Saya ingat betul saat melakukan wawancara televisi pertama saya dalam bahasa Inggris di French Open, saya sangat gugup. Tetapi saya meningkatkan kemampuan bahasa Inggris saya setiap hari," tuturnya.
Juara Denmark Open 2022 itu berkomitmen untuk menguasai bahasa Inggris dan dedikasinya pada ilmu filsafat sebagai bentuk pembuktian disiplin dan tujuannya. Dengan berjuang untuk menjadi individu yang berpengetahuan luas, He memberi contoh tidak hanya bagi para atlet yang bercita-cita tinggi tetapi juga bagi siapa pun yang ingin memaksimalkan potensi mereka, dengan mengejar pengetahuan dan peningkatan diri.