Menanggapi dampak tersebut, Kepala Pelatih Tunggal Putra Malaysia, Hendrawan menuturkan bila anak didiknya, yakni Lee Zii Jia harus mulai lagi dari nol usai pandemi COVID-19 ini berakhir.
“Ini seperti komputer di mana kita harus memulai kembali. Dia tidak perlu khawatir karena semua pemain akan mengalami situasi yang sama. Dan yang benar-benar penting sekarang ini adalah kesehatan dan keselamatan mereka terlebih dahulu,” kata Hendrawan kepada media Bharian seperti dikutip Indosport.com.
Lebih lanjut Hendrawan menuturkan, setelah status penguncian di Malaysia dicabut atau selesai, maka dirinya akan kembali menyusun program untuk anak asuhannya tersebut dan mengubah seluruh rencana latihan. “Ketika CPP (Perintah Kontrol Gerakan) dihentikan, kita akan kembali ke lapangan dan membahas rencana baru termasuk program pelatihan. Kita perlu mengubah rencana berdasarkan situasi saat ini,” tuturnya.
Padahal bila berkaca pada permainan Lee Zii Jia di ajang All England 2020 BWF World Tour Super 1000, Maret lalu, tunggal putra peringkat sepuluh dunia itu mampu tampil begitu impresif. Ia bahkan berhasil mengandaskan nama-nama besar seperti tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie dan pemain senior Tiongkok, Chen Long sebelum akhirnya tumbang di semifinal dari Viktor Axelsen (Denmark).
Hendrawan sendiri ditunjuk Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM) untuk menjadi Kepala Pelatih Tunggal Putra Negeri Jiran dan melatih Lee Zii Jia cs yang masuk dalam projek 24 untuk meraih medali di Olimpiade Paris 2024 mendatang.