"Kami senang tapi kami harus tetap haus akan gelar juara, jangan mudah puas dan kami mau momentum bagus ini bisa terus kami pertahankan. Kami ingin selalu konsisten," ujar Fadia.
Apri/Fadia menundukkan perlawanan Pearly/Thinaah pada babak final dengan rubber game 14-21, 24-22, 21-9. "Di gim pertama dan kedua, itu benar-benar permainan yang sudah sama-sama tahu. Apa yang kami rencanakan mereka sudah tahu, sebaliknya juga begitu, kami sudah mengantisipasi juga setiap rencana mereka. Saat setting poin kami bisa lebih tenang dalam penggunaan strateginya," Fadia, menceritakan.
Pada pertandingan berdurasi 73 menit tersebut, Apri/Fadia harus tertinggal lebih dulu pada gim pertama. Namun, mereka mampu bangkit dan merebut keunggulan Pearly/Thinaah pada gim kedua dan ketiga.
Bahkan, seperti dilaporkan Antara, drama kejar-mengejar poin sempat mewarnai unggulan ketujuh itu jelang akhir gim kedua.
Setelah Apri/Fadia sukses merebut kemenangan gim kedua, permainan Pearly/Thinaah menjadi tak konsisten dan banyak pukulan mereka yang salah. Ditambah lagi Pearly mengalami cedera sehingga menambah kesulitan bagi duo Malaysia. "Tadi Pearly/Thinaah bagus sekali mainnya. Hanya memang ada insiden di poin-poin akhir gim ketiga. Kami mendoakan yang terbaik untuknya. Semoga cederanya tidak terlalu serius, bisa recovery dengan baik," ujar Apriyani.
Kemenangan tersebut menjadi hal yang sangat disyukuri Apri/Fadia, apalagi mereka nirgelar sejak terakhir kali pada Singapore Open, Juli 2022. "Pertama-tama alhamdulillah bersyukur untuk gelar hari ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Fadia, pelatih saya yang mendampingi, Mas Pras (Prasetyo Restu Basuki), PBSI tentunya, dan semua masyarakat Indonesia, yang selalu dukung dan mendoakan kami," demikian Apri.