"Pertandingan tadi, saya sudah melihat bahwa kondisi angin dan shuttlecock di sini agak kencang dibandingkan pekan lalu di China. Jadi kami tadi bermain harus menurunkan bola duluan untuk mendapatkan serangan," jelas Rehan usai pertandingan, melalui keterangan pers Humas PP PBSI.
Kesulitan dalam mengontrol laju kok juga dilontarkan Lisa. "Kami juga mengandalkan servis dan bola pertamanya karena shuttlecock-nya sulit dikontrol jadi kami harus pegang awalnya dulu," tuturnya.
Di sisi lain, satu kemenangan atas Hoo/Teoh di babak 16 besar Orléans Masters 2023 pada awal Juni lalu, menjadi modal bagi Rehan/Lisa dalam menjaga tren kemenangan. "Kami juga punya modal karena sudah menang sekali melawan mereka. Alhamdulillah, pola yang diterapkan berhasil," Rehan, menambahkan.
Di babak 16 besar, Rehan/Lisa akan bertemu Tang Chun Man/Tse Ying Suet. Rehan mengakui, pasangan tuan rumah ini memiliki pertahanan yang solid. Mereka belum berhasil meraih satu pun kemenangan dalam tiga pertemuan dengan Tang/Tse. "Besok lawan Tang (Chun Man)/Tse (Ying Suet) lagi dan di rumah mereka. Tiga pertemuan terakhir kami selalu kalah jadi mau main lepas tanpa beban saja. Keinginan menang pasti ada, masa mau kalah lagi tapi balik lagi ke kaminya," jelas Rehan.
"Kami harus lebih fokus, harus berani capek di lapangan. Tang/Tse, kan, rapat sekali mainnya. Jadi kami harus tambah lagi speed-nya," pungkasnya.