"Saya sepanjang pertandingan merasa grogi dan nervous. Tomoka adalah tipe pemain yang tidak mudah dimatikan dan mempunyai variasi serangan yang sangat beragam," tutur Putri melalui keterangan pers Humas PP PBSI, Sabtu (14/9).
"Spekulasinya juga ada jadi saat bermain deg-degannya tidak hilang karena saya harus terus fokus setiap poinnya," tambah pemain kelahiran Tangerang, Banten, tersebut.
Pada laga semifinal yang berlangsung di Hong Kong Coliseum, Kowloon, Hong Kong, Putri menang tiga gim 22-20, 21-23, 21-18. Ia lolos ke final, sekaligus mencatatkan final kedua beruntun sejak menjadi runner-up Taipei Open 2024 pada akhir pekan lalu. "Alhamdulillah bisa melewati ini dengan kemenangan," katanya.
"Di gim ketiga saat sudah unggul jauh, saya banyak melakukan kesalahan jadi poinnya hampir terkejar padahal saya terus mengikuti instruksi pelatih. Setelah itu saya coba lebih safe lagi saja," Putri, menambahkan.
Secara umum Putri berpandangan, Miyazaki memiliki tipe permainan yang berbeda dengan tipe dengan beberapa pemain tunggal putri Jepang lainnya. Selain ulet, juara Orléans Masters 2024 itu memiliki semangat juang yang luar biasa. "Seberapa jauh poinnya dia masih semangat untuk mengejar. Dia juga punya serangan yang bervariasi," pujinya.
"Walau usianya lebih muda dari saya, saya mengagumi permainannya," demikian Putri.
Dengan hasil ini, Putri menorehkan catatan baru dengan mengakhiri penantian panjang Indonesia selama 26 tahun dengan lolos ke final tunggal putri Hong Kong Open, sejak pencapaian tersebut diraih oleh Lidya Djaelawijaya pada 1998.
Di partai puncak pada Minggu (15/9), Putri bertemu dengan pemenang pertandingan babak empat besar antara Pornpawee Chochuwong (Thailand) dan unggulan ketiga Han Yue (China).