Pada awal pertandingan, kedua pebulutangkis saling memperlihatkan kehebatannya, sehingga pertarunganpun berjalan dengan cukup sengit. Momota punya peluang untuk menang lebih cepat ketika kedudukan sama kuat 20-20 di game pertama. Beruntung Dewi Fortuna masih memihak Jonatan untuk memenangi duel di setting poin.
“Di game pertama sebenernya sudah cukup enak mainnya, memang disayangkan saat poin 20-15 harusnya bisa game dan hemat tenaga. Di game kedua Momota banyak mengarahkan bola yang menyulitkan saya, akurasi penempatannya bagus. Ini membuat tenaga saya cukup terkuras,” kata Jonatan Christie usai pertandingan.
Sayang, penampilan baik yang diperlihatkan Jonatan di game pertama tak mampu terulang pada game kedua dan ketiga. Performa peraih medali emas Asian Games 2018 ini terus merosot dan tak kuasa mengimbangin permainan tunggal putra asal Jepang itu.
“Hal yang sama terjadi di game kedua dan ketiga, dia lebih fokus dan akurasi bolanya tepat hingga di sudut lapangan. Dari sebelumnya sudah tahu bahwa Momota memang matang pukulannya dan saya dikontrol oleh dia, sehingga fisik saya memang dua kali lipat lebih keluar,” ungkapnya.
Sementara itu, Kento Momota mengaku betul-betul mewaspadai pola permainan Jonatan yang membuatnya kalah di game pertama. Namun, memasuki game kedua, Momota menyadari bila kondisi fisik Jonatan mulai berkurang. Melihat peluang itu, Momota langsung memanfaatkan kesempatan dengan mengeksploitasi stamina Jonatan yang terus menurun.
“Saya lihat Jonatan memang kelelahan, tapi di game pertama, saya tetap waspada karena kadang dia punya pukulan yang mengagetkan saya. Walaupun bisa mengejar, saya tetap berhati-hati saat itu, tidak bisa lengah. Saya sudah mempersiapkan diri kalau Jonatan akan memberi perlawanan di game ketiga, tapi saat skornya semakin jauh, saya lihat dia sudah menyerah,” kata Momota.