"Senang saya bisa menjadi juara di turnamen Hylo Open 2022 ini. Semoga dari gelar kedua yang saya raih di sepanjang tahun 2022, setelah memenangi Singapore Open lalu ini bisa menambah rasa percaya diri saya untuk menghadapi turnamen-turnamen berikutnya," tanggap Anthony, melalui keterangan pers Humas PP PBSI, Senin (7/11) dini hari WIB.
Lebih lanjut atlet kelahiran Cimahi, Jawa Barat, ini, menjelaskan, pada gim pertama ia mengaku sempat terbawa ritme dan pola permainan Chou. Imbasnya, Anthony kesulitan untuk mengembangkan permainan yang telah direncanakan menjelang partai puncak ini. Ia tertinggal cukup jauh dalam perolehan angka pada gim pembuka ini. "Sempat bisa menyusul, tetapi akhirnya kalah," tuturnya.
Namun, jelang pengujung gim pertama, Anthony merasa sudah dapat mengendalikan permainan dan dapat membaca taktik Chou. "Begitu juga di gim kedua, saya bisa lebih yakin karena Chou terbawa dan mengikuti ritme permainan yang saya kembangkan," atlet asal klub SGS-PLN Bandung ini, menjelaskan.
Pada gim penutup, Anthony sempat membuka jarak keunggulan poin dari Chou, meski kemudian mampu disamakan dan tercipta setting pada 20-20. "Sewaktu saya unggul, mungkin jadi kurang tenang. Jadi terburu-buru untuk mengangkat dan mendorong shuttlecock. Chou menjadi lebih enak, bisa menyusul dan menyamakan kedudukan," ungkapnya.
Saat kedudukan sama kuat pada 22-22, terjadi drama ketika wasit menanggap fault pada pengembalian Chou, yang berujung pada protes keras dari pebulu tangkis berumur 32 tahun itu. Dengan raut kecewa, Chou pun melanjutkan pertandingan pada poin kritis ini. "Buat saya, keputusan umpire tersebut tidak membuat saya terganggu. Tapi itu memang momen yang kurang menguntungkan buat Chou, karena hal itu terjadi di poin kritis. Saya pun pernah merasakannya hal seperti itu pada final Hong Kong Open lalu," demikian Anthony.