Menghadapi pasangan senegara, pasangan Jafar/Felisha mengaku sudah mengetahui kelebihan dan kelemahan lawan. Dengan bermain lebih kompak di lapangan, pasangan Jafar/Felisha mencoba menikmati permainan di laga final dan akhirnya mampu meraih kemenangan dalam tempo 32 menit. "Kami sudah mengetahui gaya bermain lawan karena saat berlatih sering bersama. Kami sempat kehilangan fokus saat di gim pertama bisa unggul jauh dan terkejar," ungkap Jafar melalui siaran pers Humas PP PBSI.
"Lawan terlihat banyak melakukan kesalahan sendiri di gim kedua. Hal itu memudahkan kami untuk mengambil inisiatif penyerangan. Hal tersebut membuat kami nyaman dalam bermain dan lawan menjadi tertekan," Jafar, menambahkan.
Bagi Felisha, gelar juara bersama Jafar menjadi spesial setelah meraih titel kampiun pada Austrian Open 2024. Saat itu berlaga di Graz, Austria, Felisha, yang berpasangan dengan Marwan Faza, menjadi juara seusai menumbangkan rekan satu negaranya, Amri Syahnawi/Indah Cahya Sari Jamil, dengan skor identik 21-15, 21-15. "Tentu tidak mudah karena kembali berpasangan dengan partner baru. Saya dan Jafar membuat kami harus menjalin kekompakan lagi. Gelar juara dengan pasangan berbeda dalam waktu berdekatan menurut saya itu hal yang luar biasa," ungkapnya.
Setelah berlaga pada IIC 2024, Jafar/Felisha akan berlaga pada Indonesia Masters 2024, Selasa (27/8). Keduanya mencoba untuk lebih baik lagi setelah meraih gelar juara IIC 2024. Dengan tekad kembali menjadi juara, Jafar/Felisha ingin melakukan evaluasi terlebih dahulu sebelum tampil di turnamen bulu tangkis BWF Tour Super 100. "Pada Indonesia Masters 2024 Super 100 tentu kami ingin meraih gelar juara kembali. Target kami di turnamen tersebut sebenarnya. Saya mensyukuri dengan hasil yang diraih pada Indonesia International Challenge 2024," kata Jafar.
"Semoga kami bisa bermain lebih konsisten dan permainannya meningkat. Kami mencoba saling komunikasi lagi baik di dalam maupun di luar lapangan. Ego kami masing-masing juga dikontrol dan selalu saling mengingatkan di lapangan. Apa yang kami latih selama latihan coba kami terapkan di lapangan," Felisha, menimpali komentar partnernya.
Kekalahan Adnan/Indah di partai final sejatinya tidak mengecewakan mengingat keduanya baru dipasangkan pada IIC 2024. Sebelumnya, Adnan berpatner bersama Nita Violina Marwah, sedangkan Indah bersama Amri Syahnawi.
Rencananya, Adnan/Indah juga akan bertarung pada Indonesia Masters 2024. Menurut hasil undian, keduanya akan menghadapi wakil Taiwan, Tseng Ping-Chiang/Yu Jung Lai.
Pada pertandingan lainnya, dari sektor ganda putri, pasangan asal Jepang, Miki Kanehiro/Rui Kiyama, menjadi juara seusai mengalahkan wakil Taiwan, Wan Ching Lin/Xiao Min Lin, dengan skor 21-19, 21-18.