Pada pertandingan ini, Jafar/Felisha mengaku banyak belajar dari pertemuan sebelumnya dengan Amri/NIta di Malaysia. Saat berlaga di negeri jiran itu, juara Indonesia Masters 2024 Super 100 di Pekanbaru itu menyerah dengan skor 10-21, 14-21.
"Pada laga ini kami bermain lebih sabar. Pada pertemuan sebelumnya dengan Amri/Nita kami kalah karena bermain terburu-buru sehingga banyak melakukan kesalahan sendiri. Kami mencoba untuk mengatur tempo permainan di laga ini dan lebih sabar. Kami punya keutungan di sini karena laju shuttletcock lebih kencang jadi membuat kami bermain dengan nyaman," papar Jafar melalui siaran pers Humas PP PBSI.
Pencapai gelar juara di Surabaya ini membuat Jafar/Felisha kembali berjaya pada IIC 2024. Sebelumnya, saat berlaga pada ajang yang sama di Pekanbaru, Jafar/Felisha juga naik podium teratas seusai mengalahkan pasangan senegara, Adnan Maulana/Indah Cahya, dengan skor 21-18, 21-10.
Raihan dua gelar juara turnamen level International Challenge tersebut membuat Jafar/Felisha makin termotivasi untuk bisa meraih gelar juara pekan depan pada turnamen Indonesia Masters 2024 Super 100. Dijadwalkan pasangan yang memulai debut di Pekanbaru itu akan langsung melangkah ke babak 16 besar seusai mendapatkan bye.
"Raihan gelar juara di Indonesia International Challenge 2024 di Surabaya tentu membuat kami termotivasi untuk menghadapi pertandingan berikutnya. Bagi kami gelar juara di sini menjadi batu loncatan untuk pekan depan karena target kami ingin meraih gelar juara turnamen BWF Super 100," ujar Jafar.
"Menjadi juara pada setiap turnamen yang diikuti menjadi cara kami untuk bisa mengikuti turnamen yang levelnya lebih bergengsi. Gelar juara ini juga menjadi cara kami untuk memberikan keyakinan kepada pelatih bahwa kami mampu bersaing di level yang lebih tinggi. Kami berharap ke depannya kami bisa meraih gelar juara secara konsisten pada setiap turnamen yang kami ikuti," demikian Felisha.