"Pertandingan ini sangat melelahkan. Kita sudah kalah start sejak awal gim pertama. Tapi setelah interval, kita baru bisa menemukan ritme yang pas untuk mengimbangi permainan lawan," kata Agnia, usai pertandingan.
Setelah kehilangan gim pertama, Arlya/Agnia berupaya mengantisipasi permainan cepat yang disuguhkan oleh Pichamon/Nannapas. Acap kali terjadi jual-beli pukulan dan saling susul-menyusul poin, hingga jelang pengujung gim kedua. "Mereka selalu maunya main cepat, jadi kita berdua harus bisa mengimbangi permainan mereka," kata Agnia.
"Bermain sabar dan tenang itu kuncinya melawan mereka dan terjadi sejak gim kedua," tambahnya.
"Kita juga harus lebih kuat menahan serangan dan harus selalu lebih siap dari lawan," kata Arlya.
Pada babak awal, Arlya/Agnia juga harus melalui rubber game untuk menghentikan perlawanan Sofy Al Mushira Asharunnisa/Savira Nurul Husnia dengan skor 23-21, 14-21, 21-12. Di turnamen ini, kedua pemain berupaya untuk bermain lepas lantaran tak dibebani target tertentu. "Kalau target dari klub, nggak ada. Main aja, nothing to lose. Tapi bagi kami berdua, berdasarkan hasil drawing, kami ingin mencapai semifinal dulu," demikian Agnia.