"Alhamdulillah kita bisa menang pada pertandingan ini. Di pertandingan ini kami memilih bermain pola no lob dan lebih banyak menerapkan permainan menyerang," tutur Berry usai pertandingan.
Meski bermain ofensif sejak gim pembuka, Rian juga menyatakan jika keduanya memilih untuk bermain aman, terlebih ketika berhadapan dengan pasangan yang lebih muda. "Kita bermain lebih safe, kesalahan-kesalah sendiri dikurangi, dan jangan mati sendiri. Saling kuat tahan (pukulan) aja," jelas Rian, yang mencatatkan prestasi tertingginya dengan membuat kejutan meraih keping perak di Kejuaraan Dunia 2017 di Glasgow, Skotlandia, bersama Mohammad Ahsan.
Rian/Berry, yang pernah membela tim nasional Indonesia pada periode 2015-2017, kembali berpasangan pada 2019 dan mencoba untuk memulai kembali dengan bertanding di sejumlah kejuaraan dan turnamen skala internasional. Selain Indonesia International Challenge 2022, pasangan ini juga mengikuti Indonesia Masters 2022 di Jakarta, belum lama ini.
"Dalam setahun ini kami belum maksimal, tapi kami terus mencoba dengan memulai turnamen-turnamen di level bawah dulu," kata Berry.
"Dan di Jogja, sejauh ini target kami bisa semifinal," Rian, menambahkan.
Di babak 16 besar, Rian/Berry bakal bersua dengan M. Lucky Andres Apriyanda/Vincentius Suwarland. Pasangan tuan rumah itu menang atas ganda putra Malaysia, Muhammad Affan Ahmad Atabek/Muhammad Ammar Rusyaidi Razif, dengan skor 21-18, 21-13.