Pada pertandingan ini pasangan berperingkat 83 dunia itu mengaku masih beradaptasi dengan kondisi lapangan pertandingan mengingat baru kali pertama tampil. Rayhan/Rahmat mendapat keuntungan dengan melangkah langsung ke babak 16 besar seusai mendapatkan bye.
"Pada laga ini kami menjadikan pertandingan ini sebagai adaptasi. Pada awalnya kami kesulitan mengingat angin dan shuttlecock di sini berbeda rasanya. Kami hanya mencoba untuk tetap fokus untuk mendapatkan poin demi poin," ungkap Rahmat melalui siaran pers Humas PP PBSI.
Rayhan/Rahmat mengaku tidak ingin terbebani, mengingat menjadi satu-satunya wakil di sektor ganda putra tuan rumah pada turnamen berhadiah total 25 ribu dolar AS.
Dengan persiapan yang lebih matang, Rayhan/Rahmat ingin fokus pada penerapan strategi di lapangan dan pemulihan menuju laga babak delapan besar. "Kami fokus pada diri kami masing-masing. Kami tidak memikirkan hal-hal lain dan mempersiapkan dengan matang untuk meraih hasil maksimal," tambah Rahmat.
"Saya masih mencari feel pertandingan mengingat sudah lama tidak merasakan atmosfer seperti ini. Saya fokus pada hal itu terlebih dahulu untuk saling kompak di lapangan," timpal Rayhan.
Pada babak delapan besar, Rayhan/Rahmat akan melawan pasangan Korea Selatan, Kim Young Hyuk/Wang Chan. Pada pertandingan sebelumnya, wakil negeri ginseng itu meraih kemenangan melawan ganda putra Jepang, Seiya Inoue/Haruki Kawabe, dengan skor 21-16, 21-14.
Dengan hasil ini sektor ganda putra Indonesia hanya meloloskan Rayhan/Rahmat ke perempat final. Beberapa ganda putra tuan rumah lainnya, Raymond Indra/Daniel Edgar Marvino, dan Teges Satriaji Cahyo Hutomo/Christopher David Wijaya, terhenti langkahnya di babak 16 besar.
Raymond/Daniel menyerah di tangan wakil Taiwan, Wei Chun Wei/Wu Guan Xun, dengan skor 15-21, 18-21. Adapun Teges/Christopher harus mengakui keunggulan pasangan Korea Selatan, Ki Dong Ju/Kim Jaehwan, lewat dua gim langsung 15-21, 18-21.