"Kaget dan tidak menyangka bisa menjadi unggulan pertama, apalagi ini turnamen level senior, kan, sementara kita masih junior," kata Zahra, melalui siaran pers Humas PP PBSI.
"Tapi kita harus menjadikan ini motivasi, tidak boleh jadi beban. Pelatih juga selalu mengingatkan hal itu," Zahra, menambahkan.
Naya/Zahra sendiri memulai perjuangan dengan manis. Setelah mendapat bye di babak 32 besar, mereka sukses menang di babak 16 besar melawan rekan senegara, Isyana Syahira Meida/Rinjani Kwinara Nastine dengan skor 21-19, 18-21, 21-14.
"Kalau secara individu, saya sudah merasa enak mainnya. Arah anginnya sudah bisa dikontrol, hanya tadi lapangannya agak silau. Di gim kedua kita lengah dan memberikan kesempatan kepada lawan untuk berkembang. Kita sempat unggul malah jadi kebalik dan akhirnya sedikit panik," kata Zahra.
"Kalau saya masih penyesuaian dengan lapangan, tadi masih banyak mati sendiri. Besok harus lebih baik. Di gim ketiga kita coba main lebih tenang dan tidak terburu-buru," Naya, menimpali komentar partnernya.
Naya/Zahra ---yang masuk dalam skuad Indonesia ke Kejuaraan Dunia Junior (WJC) 2022 pada Oktober mendatang-- menggunakan kesempatan bertanding di Yogyakarta ini sebagai tolok ukur dalam menjajal kemampuan jelang keberangkatan ke Santander, Spanyol, tempat digelarnya WJC 2022.
"Di sini akan menjadi patokan kita sebelum ke Kejuaraan Dunia Junior nanti. Kita juga masih junior jadi coba saja di sini. Main tanpa beban," demikian Naya.