Ikhsan sebelumnya sukses lolos ke partai pamungkas dengan menggusur rekan satu pelatnas, Alwi Farhan, 13-21, 21-5, 21-16. Sedangkan Iqbal melaju ke final dengan menundukkan Panji Ahmad Maulana, 21-17, 21-18.
Uniknya, dari awal hingga babak pamungkas, Rumbay terus mengalahkan pemain-pemain tuan rumah, termasuk juga rekan sesama di pelatnas Cipayung. Mulai dari Yonathan Ramlie, Alvi Wijaya Chairullah, lalu Alwi Farhan, dan Iqbal. "Dengan kemenangan ini ada rasa senang tetapi juga tidak. Karena, pemain yang saya kalahkan ini dari babak awal semuanya adalah pemain Indonesia yang juga rekan berlatih di pelatnas," kata Rumbay, dalam siaran pers Humas PP PBSI.
Menurut Rumbay, kunci kemenangan di final adalah berkat dirinya bermain lebih berani, lebih nekad, dan memiliki motivasi untuk juara lebih besar dibanding lawan. "Saya tampil lebih berani dan tampil tidak ada beban. Saya tidak pernah berpikir saya adalah unggulan pertama. Tetapi saya berpikir bersama lawan sama-sama tengah mencari juara saja," tuturnya.
Sementara Iqbal menyebutkan, Rumbay memang bermain lebih bagus dan berani. "Dia bisa menekan dan menyerang dari awal. Meski begitu, saya tetap puas karena target awal saya hanya masuk ke semifinal. Selain itu, saya juga bisa nengalahkan pemain pelatnas di babak sebelumnya," ujar Iqbal.