Sayangnya Firda tak berhasil menorehkan memori manis di laga terakhirnya. Ia bahkan mesti mundur saat cedera lutut yang kerap menghantuinya kembali hadir. Firda akhirnya harus menyerah di game kedua dari Chen Yufei (Tiongkok), dengan skor 12-21, 4-9.
“Kalau mau jujur, rasanya berat sekali. Waktu nama saya dipanggil masuk lapangan, air mata saya menetes. Rasanya dalam hati ini campur aduk, sedih, terharu dan ada rasa bangga,” kata Firda kepada Badmintonindonesia.org.
“Ini adalah hal yang harus dilalui, karena semua atlet nantinya akan merasakan hal yang sama. Ternyata waktu saya datang juga…” ucapnya.
Setelah malang melintang selama 20 tahun di dunia bulutangkis, Firda akhirnya memutuskan untuk mengakhiri kariernya dan beralih menjadi pelatih.
“Saya sudah memutuskan untuk tidak bermain bulutangkis lagi. Saya ingin menjadi pelatih. Rencana terdekat mau melatih di klub asal saya, Jaya Raya Jakarta, namun saya juga tidak menutup kemungkinan kalau ada tawaran lain,” tutur Firda.
Firda menuturkan, begitu banyak pelajaran hidup yang didapatnya selama menjadi pemain bulutangkis. Dari usia muda, Firda sudah belajar mengemban tanggung jawab, disiplin dan kerja keras. Maklum saja persaingan bulutangkis di Indonesia memang ketat.
“Saya juga bisa merasakan seperti apa bangganya jadi juara dan bagaimana mengatasi rasa down ketika kalah. Saya bangga mendapatkan kesempatan membawa nama Indonesia, mungkin tidak semua orang punya kesempatan seperti ini, dan saya sudah mengalaminya dari kecil. Nah, sekarang saatnya saya menularkan ilmu yang saya dapat selama ini kepada junior-junior saya.” tambahnya.
Firda yang penah 11 tahun menghuni Pelatnas Cipayung tak akan bisa melupakan momen saat memperkuat tim Piala Uber Indonesia tahun 2008. Baru kali itu ia merasakan atmosfer pertandingan yang begitu luar biasa. Dikatakan Firda, ia bahkan sudah merinding saat baru masuk stadion.
Selama menjadi pemain, Firda pernah menyumbangkan medali emas SEA Games Filipina 2005, medali perak SEA Games Jakarta 2011, Juara Indonesian Masters 2014, Juara Dutch Open 2006 dan Juara New Zealand Open 2005.
“Jangan pernah minder, jangan takut dengan pemain-pemain Tiongkok, Korea, dan lainnya. Percaya diri kalau kita bisa dengan selalu bekerja keras melebihi orang lain, dan jangan pernah merasa cukup dalam latihan,” pesan-pesan Firda kepada para juniornya.
sumber : badmintonindonesia.org