Ginting membuat publik Istora pecah, setelah tampil cemerlang di laga final tadi pada saat menghadapi wakil Jepang, Kazumasa Sakai. Tanpa perlawanan yang cukup menyulitkan, akhirnya Ginting mampu menyudahi perlawanan Sakai dipertandingan tadi usai dengan dua game langsung 21-13 dan 21-12 dalam waktu 34 menit.
"Puji Tuhan saya bisa mendapatkan gelar pertama saya di Indonesia. Permainan di awal-awal cukup ketat tetapi tidak ada kendala. Tetapi setelah interval, saya bisa kembali menjauhi poin dari lawan. Mungkin lawan tegang karena pengaruh dari penonton. Ya pokoknya tadi saya lebih inisiatif buat nyerang, dan ambil bola net duluan," ujar Ginting menceritakan pertandingannya tadi.
Gemuruh penonton yang hampir seluruhnya mendukungan Ginting di final tadi, juga merupakan salah satu tambahan semangat bagi Ginting.
"Pastinya dukungan dari penonton jadi nambah semangat untuk saya, lawan jadi banyak melakukan kesalahan sendiri karena banyak tekanan. Dan saya justru lebih enjoy untuk coba mangatur pikiran dan menikmati pertandingan," jelas Ginting.
"Selain itu kunci dari keberhasilan ini salah satunya dari pelatih bilang setelah juara di Korea Open 2016, saya harus tetap rendah hati. Kata beliau (Hendri Saputra) Kalau udah ada juara satu pasti ada juara-juara lainnya. Kemudian Setelah juara di Korea tersebut tentunya jadi nambah percaya diri di pertandingan, dan nambah semangat lagi latihan. Semoga setelah juara lagi disini saya bisa termotivasi lagi. Bukan hanya untuk saya, semoga teman-teman lain di tunggal putra Pelatnas lainnya bisa ikut termotivasi lagi dengan hasil yang saya peroleh kali ini," beber Ginting.