Bertempat di Bali International Convention Centre & Westin Resort, Nusa Dua, Bali, Ruselli berupaya mencoba keluar dari tekanan, dengan meladeni penempatan bola lawan yang akurat.
Namun, Yamaguchi memang tampil lebih solid. Wakil asal Negeri Sakura ini sangat mendominasi hingga dengan mudah meredam perlawanan Ruselli. Terlebih, wakil tuan rumah ini juga kerap melakukan kesalahan sendiri. "Saya kurang konsisten menyerang dan bertahannya. Sering mati sendiri dan banyak melakukan kesalahan," tutur Ruselli, melalui siaran pers Humas PP PBSI.
Secara terbuka Ruselli mengaku kesulitan untuk bertahan saat diserang balik. Hasilnya, Ruselli takluk di tangan Yamaguchi. "Soal pukulan saya, sebenarnya sudah enak dan dapat peak-nya," katanya.
Kedua pemain sudah berjumpa sebanyak dua kali, yakni di ajang BWF World Junior 2014 dan Asia Youth U-19 2014. Dua pertemuan itu dimenangkan Yamaguchi.
Sementara, Fitriani, yang berstatus sebagai pemain non-pelatnas, mengaku kekalahannya itu karena performa fisik yang kurang prima. Menurutnya, tidak ada persiapan khusus untuk menghadapi turnamen berhadiah total 600 ribu dolar AS itu. Fitriani menyebut berlatih kurang dari sebulan, sehingga membuat penguasaan lapangan tidak maksimal.
Berdasarkan catatan PP PBSI, Fitriani sudah hampir dua tahun tidak berkompetisi di turnamen BWF sebagai wakil Indonesia. Terakhir kali, atlet asal Garut, Jawa Barat, ini, tampil di Thailand Masters 2020.
Usai kandas di tunggal putri, Fitriani akan mengadu keberuntungan di nomor ganda putri. Dia bakal berduet bersama Yulia Susanto. "Awalnya hanya mencoba mendaftar karena peringkatnya masih bisa. Ternyata malah bisa main," pungkasnya.