Pada laga ini, penampilan peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020 itu begitu dominan atas lawannya. Berbeda dari laga sebelumnya yang berjalan ketat, pemain rangking enam dunia itu menang meyakinkan dengan straight games.
Selepas laga, pemain kelahiran Cimahi (Jabar), 11 Mei 1996 itu mengaku faktor lawan turut mempengaruhi permainannya yang terus berkembang. "Lawan sebelumnya tipe bermainnya berbeda dari yang ditampilkan oleh Thammasin. Jadi memang terlihat pertandingan berjalan ketat dan saya lebih beradaptasi dengan strategi yang ingin diterapkan," ungkap Ginting.
Juara Indonesia Masters 2018 dan 2020 itu berharap performa permainannya terus menanjak hingga bisa melangkah jauh pada ajang BWF level super 500 itu.
Lawan selanjutnya di perempat final, Ginting menghadapi juara All England 2021 asal Malaysia, Lee Zii Jia.
Pada babak sebelumnya, pemain Malaysia berperingkat lima dunia itu menaklukkan wakil Belanda, Mark Caljouw, dengan skor 21-17, 21-14.
Menghadapi tunggal putra andalan Negeri Jiran itu, Ginting tidak ambil pusing karena ingin fokus memberikan yang terbaik dan diharapkan performa permainannya tambah konsisten lagi. "Semakin ke sini performa saya semakin membaik. Saya ingin ke depannya semakin konsisten lagi. Menghadapi Lee Zii Jia saya akan berdiskusi lagi dengan pelatih menghadapi laga berikutnya. Persiapan terkini pasti melakukan recovery untuk bisa mempersiapkan laga berikutnya," jelasnya.
Menilik rekor pertemuan, unggulan keenam milik tuan rumah itu sejatinya unggul dengan mengemas empat kali kemenangan dalam lima laga terakhir melawan Lee. Kemenangan terakhir bahkan direbut Ginting atas Lee Zii Jia saat bertemu pada babak perempat final Piala Thomas 2020 di Aarhus, Denmark, dengan skor 21-15, 21-17.