Selepas pertandingan, pasangan peringkat 20 dunia itu mengaku bermain kurang fokus sehingga pada gim penentuan kehilangan momentum. Dampaknya, mereka harus mengubur asa maju ke babak selanjutnya.
Bagas sendiri mengakui hal tersebut menjadi bumerang, sehingga Sabar/Reza bisa mengembangkan permainan terbaiknya dan memenangkan laga. "Pada laga ini, lawan bermain lebih baik dari kami. Pertandingan ini kami banyak hilang fokus dan sehingga mendapat tekanan dari lawan," ungkap Bagas, dalam siaran pers Humas PP PBSI.
Senada dengan Bagas, Fikri sendiri sebenarnya pada awal tidak merasa terbebani karena tampil di hadapan publik Istora sebagai juara All England 2022. Sebaliknya, pemain kelahiran 15 November 1999 itu justru ingin memberikan pembuktian. Tetapi sayang hasil akhir kurang memuaskan. "Kami banyak kehilangan fokus dan hal itu membuat lawan menjadi bisa mengembangkan permainan," tambah Fikri.
Dengan kekalahan ini, pasangan berakronim Bakri itu berharap bisa memperbaiki penampilannya dan lebih fokus dalam bertanding di turnamen berikutnya. "Selepas ini kami akan evaluasi pertandingan supaya lebih baik lagi dan fokus di lapangan," kata Bagas.
Sementara, Sabar/Reza sejak awal mengaku termotivasi untuk mengalahkan Bagas/Fikri. Maklum, mantan penghuni pelatnas Cipayung itu menghadapi rekan lamanya yang kini sudah menjadi juara All England. "Sejak awal saya termotivasi memberikan yang terbaik di laga ini, terlebih bermain di hadapan publik Istora. Melawan juara All England 2022, kami justru sangat termotivasi menampilkan yang terbaik dan bermain nothing to lose," demikian Reza.
Dengan kemenangan ini, Sabar/Reza akan berhadapan dengan pemenang Goh Sze Fei/Nur Izzuddin dari Malaysia.