Sebetulnya ganda campuran peringkat lima dunia ini sempat membuka peluang saat mengambil kemenangan di game kedua dan unggul dalam perolehan poin hingga jeda interval di game ketiga. Sayangnya setelah itu, penampilan mereka cenderung menurun dan banyak melakukan kesalahan sendiri yang justru menambah keuntungan bagi Gicquel/Delrue.
“Di game terakhir tadi sangat disayangkan sekali. Padahal dari awal kita sudah bisa mimpin jauh, tapi setelah poin 11, finising kita nggak bagus, jadi banyak mati sendiri. Padahal seharusnya nggak boleh begitu,” kata Melati Daeva Oktavianti kepada Djarumbadminton.com.
Sementara itu, Praveen Jordan mengatakan bila dirinya kecewa dengan hasil ini. Ia juga menyebutkan kalau lawan bisa bermain lepas tanpa beban. “Mereka bukan pasangan unggulan, jadi terlihat sekali mainnya nothing to lose, mereka nggak ada beban. Sedangkan kita diharapkan untuk menang karena unggulan dan tuan rumah juga,” tutur Praveen.
Tersingkir di babak perempat final Daihatsu Indonesia Masters 2020 BWF World Tour Super 500 lantas menjadi pelajaran berharga bagi Praveen/Melati. Sebelumnya di kejuaraan Malaysia Masters 2020 BWF World Tour Super 500, pekan kemarin, mereka juga belum berhasil membawa pulang hasil yang maksimal setelah kalah di babak pertama dari wakil tuan rumah, Man Wei Chong/Tan Pearly Koong Le dengan skor 18-21 dan 13-21.
“Dari kekalahan di turnamen ini dan sebelumnya, kita banyak mendapatkan pengalaman untuk evaluasi jelang All England dan Olimpiade Tokyo 2020 nanti,” tutup Praveen.
Dengan hasil ini, maka sektor ganda campuran Indonesia harus puas kehilangan semua wakilnya. Sebelunya, tuan rumah langsung kehilangan pasangan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, Tontowi Ahmad/Apriyani Rahayu, Adnan Maulana/Mychelle Crhystine Bandaso dan Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika dan Ricky Karanda Suwardi/Pia Zebadiah Bernadet.