"Evaluasi terpenting saya adalah bagaimana penyesuaian kita dengan kondisi lapangan dan shuttlecock. Ini terjadi di sini dengan kondisi lapangan yang stabil dan laju shuttlecock yang lambat membuat anak-anak memang agak kesulitan," jelas Rionny, melalui siaran pers Humas PP PBSI, Minggu (4/9).
"Berbeda dengan saat bertanding di Malaysia dan Singapura lalu, dimana anak-anak mampu bermain dengan pola dan teknik terbaik karena shuttlecock-nya kencang," Rionny, menambahkan.
Lebih lanjut diungkapkannya, dua hal terkait penyesuaian tersebut sebenarnya sudah diantisipasi selama persiapan di Jakarta. Namun, Rionny mengatakan, harus lebih disiapkan lagi. "Hal ini sebenarnya sudah kita antisipasi dengan menyiapkan dari Jakarta. Sudah mencoba memakai shuttlecock pertandingan misalnya tapi memang belum cukup," katanya.
"Ke depan harus kita siapkan lebih matang lagi bagaimana medan pertandingan yang akan dihadapi," demikian Rionny.