Lebih dulu kehilangan game pertama, Anthony mencoba mengurangi kesalahan sendiri dan mempercepat tempo permainan di game kedua. Upaya yang dilakukan Anthony pun terbukti ampuh dan membuat pertarungan harus dilanjutkan hingga game penentu. Namun di game ketiga, Anthony kembali terbawa irama permainan lambat yang diperlihatkan tunggal putra peringkat satu dunia itu.
“Saya sudah mempersiapkan strategi dari semalam, sudah ada gambaran karena sudah sering ketemu. Di game pertama saya banyak kesalahan sendiri dengan out tipis dan nyangkut di net. Saya bisa menyusul di game kedua dengan menerapkan main cepat tapi tetap sabar,” kata Anthony Sinisuka Ginting.
“Momota sudah mengantisipasi permainan saya, lalu di game ketiga dia meredam permainan cepat saya dan balik lagi ke tempo mainnya dia yang lambat. Saat itu saya sudah coba kontrol, juga secara pikiran, anggap ini partai final dan coba maksimal, tapi saya balik lagi banyak mati-mati sendiri,” lanjutnya.
Lebih lanjut Anthony mengatakan bila Momota bukan lawan yang mudah untuk dimatikan dalam satu atau dua kali serangan. Sebab, Momota memang terkenal memiliki pertahanan yang kokoh.
“Memang beda kalau mau lawan dia, Momota nggak gampang mati. Waktu saya dapat bola yang enak buat menyerang pun nggak bisa langsung mematikan lawan. Saya juga selalu berpikir bahwa dia nggak bisa langsung dimatikan,” pungkasnya.
Sementara itu, satu wakil tunggal putra Indonesia lainnya, Tommy Sugiarto juga harus menelan kekalahan dan tersingkir dari panggung Japan Open 2019 BWF World Tour Super 750 setelah tumbang 12-21 dan 15-21 atas wakil India, Sai Praneeth.