"Kami menunggu hasil drawing karena rata-rata sudah pernah ketemu semua. Paling kami menyiapkan mental, kekuatan, dan fisik. Semuanya harus disiapkan dengan matang sejak di sini," kata Apri, seperti dilaporkan Antara, Sabtu (3/12).
Oleh karenanya, lanjut Apri, strategi permainan dinilai akan berperan penting untuk menentukan keunggulan di lapangan. Terutama untuk mendapat keunggulan dominan pada fase grup yang kemenangannya terbilang rumit. "Nanti, kan ada fase grup, saat itu kami sudah harus siap. Karena rata-rata sudah pernah ketemu jadi persiapan akhirnya saat di sana (Bangkok) karena sudah tahu satu grup dengan siapa. Kalau ketemu siapa harus pakai pola apa, teknisnya bagaimana," Apri, menjelaskan.
Pasangan yang sudah mendulang dua gelar juara dari Malaysia Open dan Singapore Open itu melihat persaingan pada WTF 2022 akan berlangsung ketat dan seru. Terlebih, dari segi statistik, para peserta WTF 2022 pada nomor ganda putri didominasi pasangan-pasangan peringkat 10 besar dunia.
Oleh karenanya, Apri/Fadia enggan terlalu ngotot mengejar target tertentu dan lebih memilih mengalokasikan fokus mereka untuk menjaga stamina dan mental sebelum bertolak ke Thailand pada Minggu (4/12). "Jujur, kami pribadi pasti merasa hal yang sama. Kami hanya memikirkan langkah per langkah saja. Kualitas ‘top ten’ sudah bagus semua, sudah merata jadi pasti tidak bisa ditebak siapa yang bakal juara. Mereka juga banyak mengalahkan pasangan lain," jelas Apri.
Sementara, Fadia juga memprediksi akan terjadi persaingan sengit pada WTF. Namun, jika sukses melewati semua hambatan dan memboyong gelar juara maka akan menjadi catatan sejarah baru sebagai wakil non ganda putra yang menjuarai WTF sejak 2008. "Semuanya berat dan punya kelebihan serta kekurangan. Ya nanti akan kami evaluasi sembari menunggu calon lawannya siapa. Pasti nanti kami akan persiapan dan pelajari lawan," pungkasnya.