Rizki Amelia Pradipta/Della Destiara Haris akan berhadapan dengan Ayako Sakuramoto/Yukiko Takahata, sedangkan Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani akan berjumpa Misato Aratama/Akane Watanabe. Sementara pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu masih bisa menjaga kondisi karena mendapat bye.
Persaingan ketat di sektor ganda putri belakangan cukup menjadi perhatian lebih buat Pelatih Kepala Ganda Putri PBSI, Eng Hian, khususnya para pasangan Jepang. Apalagi, nama-nama seperti Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (rangking 1), Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (3), Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto (5), Wakana Nagahara/Mayu Matsumoto (6) dan Ayako Sakuramoto/Yukiko Takahata (10) terlah berhasil menghiasi jajaran 10 besar dunia.
Untuk itu, Eng Hian terus membekali strategi khusus kepada anak didiknya dalam menghadapi gempuran pasangan Jepang yang sedang menguasai tangga klasemen ganda putri dunia.
"Kami sudah melakukan evaluasi soal ganda putri Jepang. Sudah dibicarakan mengenai strategi, kekurangan dan kelebihan ganda putri Jepang yang harus diantisipasi. Tetapi semua balik lagi ke keyakinan dan kemauan pemain kita, mau atau tidak untuk membuktikan bisa berprestasi," kata Eng Hian.
Eng Hian mengatakan, Jepang Open 2018 BWF World Tour Super 750 ini menjadi ajang pembuktian bagi Rizki/Della dan Anggia/Ni Ketut sebelum dibongkar pasang pada Oktober 2018 mendatang.
"Target di Jepang tentu dapat gelar. Tapi bukan cuma gelar, ada ujian juga untuk dua pasangan yang akan saya pisah. Saya bilang ke mereka, kalau mau tetap berpasangan dengan pasangan yang sekarang, buktikan dengan gelar dari tiga turnamen yang akan diikuti. Kalau cuma sekedar mengalahkan unggulan dan tidak bisa juara atau minimal final, semifinal, buat saya itu hal biasa, tidak ada progres," tegasnya.