"Hari ini kita masih coba-coba lapangan. Ini pertama kali sejak 2018 terakhir main di sini. Jadi kita masih mencari-cari pola permainan yang cocok dengan karakteristik lapangan dan shuttlecock yang lumayan berat," kata Rian, dalam siaran pers Humas PP PBSI.
"Tadi kita langsung fokus dari awal, antisipasi permainan mereka dengan coba menerapkan pola yang kita mau. Kita sudah tahu harus bermain seperti apa," Fajar, melanjutkan.
Performa apik sepanjang pertengahan tahun 2022 membuat Fajar/Rian diprediksi akan menggondol gelar juara dunia. Namun, pasangan nomor lima dunia itu mengaku tidak mau berpikir terlalu jauh dulu. Termasuk peluang bertemu sesama pemain Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. "Pastinya mau yang terbaik di sini dan semoga kita bisa juara. Teapi kita tahu tidak mudah, jadi fokus step by step saja," ujar Fajar.
"Ini kan turnamen individu, jadi semuanya pasti mau yang terbaik. Kita fokus satu satu dulu, tidak terlalu memikirkan nanti ketemu teman sendiri atau bagaimana. Semua pemain perlu diwaspadai, tidak hanya teman sendiri," Fajar, menambahkan.
Terkait calon lawan yang juga wakil tuan rumah di babak 16 besar, Akira Koga/Taichi Saito, Fajar/Rian kompak menyatakan harus lebih mengontrol permainan. Rekor pertemuan mereka adalah 2-1 untuk pasangan Indonesia. "Untuk besok (Kamis (25/8) kita harus bisa mengontrol permainan karena tadi shuttlecock-nya lumayan berat. Jangan terlalu ingin cepat mematikan karena kalau terburu-buru bisa kitanya balik tertekan. Selain itu, penempatan dan arah pukulan juga harus bagus," demikian Rian.