Pertandingan yang berlangsung di Palacio de Deportes de Santander, Santander, ini, berlangsung sengit sehingga harus diselesaikan lewat rubber game. Rachel/Trias menang 12-21, 21-19, 21-14. "Rasanya senang sekali. Bukan hanya karena kami menang dan ke final tapi tadi kami mampu lepas dari tekanan dan ketegangan," ujar Trias dalam siaran pers Humas PP PBSI.
"Kami tegang saat masuk lapangan tadi, banyak pikiran mengganggu. Kami juga merasa kurang yakin dengan kemampuan diri sendiri. Akibatnya di gim pertama mainnya tidak lepas, banyak out dan nyangkut net," Rachel, menambahkan.
Kekalahan di gim pertama rupanya memantik semangat dan motivasi Rachel/Trias untuk bermain lepas di gim kedua. Permainan rapi dengan banyak variask permainan pun mulai keluar dari keduanya. "Di gim kedua kami coba lebih fokus, lebih yakin dan ngotot. Kami juga bermain dengan banyak variasi dan pola yang kami mau. Dari situ sudah mulai menemukan ritmenya," tutur Rachel.
"Sempat terkejar setelah unggul jauh tapi kami tetap fokus untuk dapat poin demi poin. Semangatnya juga terus dijaga," kata Trias.
Di gim ketiga rupanya pasangan Jepang tersebut "habis bensin" terutama setelah interval. Praktis, Rachel/Trias semakin nyaman dalam mengontrol pertandingan. "Di gim ketiga kami melihat mereka menurun kondisinya. Itu kami manfaatkan untuk terus mengontrol permainan. Saya juga terus bilang ke Trias bahwa kami bisa dan lebih kuat dari mereka. Ayo terus berjuang habis-habisan!" ungkap Rachel.
Di partai final, Rachel/Trias akan ditantang Liu Sheng Shu/Wang Ting Ge. Pasangan asal China ini lolos ke final setelah mengalahkan wakil Jepang lainnya, Kokona Ishikawa/Riko Kiyose, juga melalui rubber game 17-21, 21-13, 21-17. "Mereka power-nya besar dan mainnya terus menyerang. Ini akan kami waspadai dan antisipasi. Diskusi juga dengan pelatih apa strategi yang harus dimainkan," tanggap Rachel mengenai Liu/Wang.
"Kami sudah tidak sabar main di final, kami siap tampil habis-habisan. Tapi tetap tidak boleh terlalu excited," pungkasnya.