"Yang paling terasa kami memang kalah tenaga dan power dari mereka. Kami mengakui, mereka besar sekali powernya. Lalu kami belum bisa mengatasi ketegangan," kata Trias, melalui keterangan pers Humas PP PBSI, Senin dini hari WIB (31/10).
Lebih lanjut Trias menjelaskan, di gim kedua keduanya merasa telah menemukan pola permainan yang tepat. Namun, lantaran kurang sabar, keduanya kerap gagal dalam penyelesaian akhir.
Sementara, Rachel menyatakan, perjalanan serta persaingan di Kejuaraan Dunia Junior 2022 ini telah memberikan pelajaran untuk mengontrol diri dan menguatkan mental kala berlaga. "Kami kalah di (pertandingan) penentuan beregu dan masih harus tampil di perorangan. Sungguh tidak mudah," katanya.
"Tapi, Puji Tuhan kami bisa melaluinya hingga ke final," Rachel, menambahkan.
Trias mengaku kecewa lantaran gagal menyumbangkan medali emas bagi Indonesia. Namun, menurutnya, keduanya menolak untuk tenggelam dalam kekecewaan dan harus bangkit dari keterpurukan lantaran hasil yang dicapai di negeri matador tersebut merupakan bagian dari perjalanan karier muda mereka. "Setelah ini kami akan naik senior, tantangan pasti semakin sulit jadi kami jadikan ini pengalaman berharga untuk karier kami," pungkasnya.