"Masih belum percaya sebenarnya, tapi semua sudah terjadi," tanggap Jojo, lewat keterangan pers Humas PP PBSI.
Saat disinggung mengenai evaluasi, Jojo mengatakan masih harus berdiskusi dengan pelatih. "Nanti saya akan diskusi dengan pelatih, baru tahu apa yang harus dievaluasi. Sekarang belum terpikirkan," jelasnya.
Jojo pantas belum penasaran, barangkali penasaran. Pasalnya, unggulan ketiga turnamen itu sebenarnya membuka pertandingan yang digelar di Palma Indoor Stadium, Suncheon, itu, dengan baik. Ia juga berhasil menang 21-12 pada gim pertama atas Wang Hong Yang. Jojo hampir memastikan gelar juara karena unggul 19-16 di gim kedua.
Namun, petaka datang saat pebulutangkis China itu sukses merebut lima poin beruntun dan merebut gim kedua. Di gim penentuan angin berbalik. Weng bermain semakin percaya diri, sedangkan Jojo malah banyak melakukan kesalahan sendiri.
Pebulu tangkis berperingkat delapan dunia tersebut harus mengakui keunggulan Weng setelah bertarung rubber game 21-12, 19-21, 15-21.
Jojo mengakui, usaha lawan yang tidak mau kalah sangat kuat di poin-poin krusial. Sementara dia tidak bisa menerapkan strategi dengan baik. "Ada faktor keberuntungan, tapi usaha dia memang maksimal dan tidak mau kalah. Di gim ketiga dia lebih enjoy dan percaya diri setelah bisa lepas dari tekanan," tanggapnya.
"Kondisi saya sebenarnya memang lelah, tapi itu bukan alasan. Semua pemain juga merasakan. Hari ini saya kurang bisa menerapkan strategi dengan baik di poin-poin krusial," Jojo, menjelaskan.
Jojo mengulang pencapainnya di Korea Open 2017. Kala itu, Jojo juga menempati posisi runner-up setelah dikalahkan rekan senegaranya, Anthony Sinisuka Ginting.