"Di gim pertama, permainan kami sebenarnya sudah cukup baik. Kami masih bisa mengimbangi permainan lawan. Hanya di poin-poin krusial, kami malah melakukan kesalahan sendiri," kata Pram kepada tim Humas dan Media PP PBSI, seusai pertandingan.
"Di gim kedua, kami terlalu sering mengangkat bola. Selain itu pertahanan kami juga tidak bagus. Angkanya pun terlalu jauh," tambahnya.
Sementara, Yere menyatakan, sejak awal gim pembuka, mereka selalu tertinggal dalam perolehan angka. "Sebenarnya kami juga terus berusaha mengejar, tetapi perbedaan poinnya terlalu jauh. Kami juga lebih sering mati sendiri," ungkapnya.
Secara umum Pram berpendapat, meski kalah, ada sisi positif yang dapat dipetik mereka dalam perjuangan mereka pada turnamen level BWF World Tour Super 500 ini. "Kami bisa bersama-sama dalam persiapan dua minggu belakangan ini. Kami bisa bermain all out di lapangan. Meski kalah, yang penting itu prosesnya," paparnya.
Selepas turnamen di "negeri sakura" ini, Pram/Yere akan terbang ke China guna mengikuti China Masters 2023, 21-26 November di Shenzhen. Banyak hal yang mesti dipersiapkan, mengingat lawan tangguh telah menanti di turnamen level Super 750 tersebut. "Setelah ini kami akan ikut ke China Masters. Ya harus dipersiapkan lagi. Di China akan langsung ketemu pasangan Jepang Takuro Hoki/Yugo Kabayashi. Terakhir kami kalah. Dievaluasi di mana kalahnya dan diperbaiki lagi," demikian Yere.