"Mereka, kan, pasangan baru. Tapi, secara pola permainan tidak berbeda jauh dengan pasangan sebelumnya. Kami di permainan ini banyak sekali mati sendiri, masih boros membuang poin. Pengembaliannya kurang akurat," tanggap Tiwi melalui keterangan pers Humas PP PBSI.
"Kami merasa kami bermain cukup baik walau memang hasilnya kurang memuaskan. Banyak yang harus dievaluasi," tambahnya.
Lebih lanjut Tiwi menyatakan, di gim pengujung pembuka, saat tercipta aksi saling kejar-mengejar poin, mereka mencoba bermain lebih berani. Meski rasa tegang menyelimuti, unggulan kedelapan tersebut mampu mengemas kemenangan di gim pertama. "Tinggal adu mental dan keberanian," katanya.
Sementara, Ana menilai, secara keseluruhan pola permainan yang diterapkan dalam menghadapi pasangan anyar "negeri ginseng" ini sudah sesuai. Baik kala mereka berada di posisi lapangan yang "menang" begitu pun "kalah" angin. "Hanya memang, kadang pukulannya tidak pas, jadi tanggung," tuturnya.
Dengan hasil ini, Indonesia tak menyisakan satu pun wakil di nomor ganda putri. Ana/Tiwi pun memilih untuk langsung mengalihkan fokus pada turnamen berikutnya, yakni China Masters 2024, 19-24 November, di Shenzhen, China. "Masih ada China Masters minggu depan, jadi kami harus mempersiapkan diri lagi. Secara undian tidak menguntungkan karena harus bertemu dengan teman sendiri (Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti) di babak pertama. Tapi, lawan siapa pun kami harus siap," demikian Ana.