Komang yang ditempatkan sebagai unggulan pertama ini disingkirkan Chen Lu asal China dengan skor 18-21, 15-21. "Tadi lawan memang lebih unggul dari power dan kebetulan karakter shuttlecock di sini lambat. Selain itu, lawan juga jarang melakukan kesalahan sendiri. Jadi saya banyak terkontrol lawan," tutur Komang, dalam siaran pers Humas PP PBSI.
"Saya akui, kualitas lawan memang bagus. Bisa dibilang tadi juga dia bermain bagus. Tetapi kalau tadi saya bisa menerapkan pola permainan dengan baik, saya rasa saya masih bisa bersaing," Komang, menambahkan.
Selain Komang, kegagalan juga dialami Ruzana. Dia menyerah kalah di tangan Chiang Ying Li asal Taiwan lewat pertarungan ketat, 19-21, 19-21.
"Gim pertama, dari awal Ruzana sudah benar menerapkan pola permainan yang diterapkan. Tetapi, di poin-poin tua, lawan lebih berani menyerang dan menekan duluan. Jadi Ruzana tidak bisa keluar dari tekanan," komentar Morico Harda, pelatih tunggal putri yang mendampingi skuad tunggal putri Indonesia ke negeri jiran.
"Dan di gim kedua, pola permainan tetap sama. Ruzana bahkan sempat memimpin dengan 15-10. Tetapi saat lawan mendapat tambahan dua poin, di situ Ruzana jadi takut-takut dan kehilangan fokus. Dia pun banyak melakukan kesalahan sendiri," Morico, menjelaskan.
Pada sektor ganda campuran, Jafar Hidayatullah/Aisyah Salsabila Putri Pranata juga belum berhasil melewati rintangan wakil asal China, Jiang Zhen Bang/Wei Ya Xin, 19-21, 11-21. Jiang/Wei adalah juara Indonesia Masters Super 100 di Malang, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.