"Puji Tuhan hari ini saya bisa bermain sesuai pola dan strategi permainan yang sudah saya siapkan dari awal. Dari masuk lapangan, saya sudah langsung in dan tidak mau kalah start. Itu kunci kemenangan hari ini," kata Gregoria, dalam siaran pers Humas PP PBSI.
Dalam bertanding, juara Kejuaraan Dunia Junior 2017 itu hanya ingin menerapkan pola sederhana. Yaitu agar lawan tidak nyaman. Karena lawan memiliki postur jangkung, bola-bolanya diarahkan atau dilambungkan agar jauh dari jangkauan lawan. Dengan pola ini, lawan tidak bisa memukul dengan nyaman.
"Dengan strategi semacam ini, lawan tidak nyaman. Akhirnya banyak melakukan kesalahan-kesalahan sendiri. Dan kondisi itu sangat menguntungkan saya untuk bermain lebih tenang dan akhirnya bisa menang dengan cepat," tutur Gregoria.
Lebih lagi, saat turun bertanding, Gregori tengah memiliki motivasi besar agar bisa meraih kemenangan. Dia ingin mempersembahkan kemenangan ini bagi klubnya, Mutiara Cardinal Bandung yang tepat pada tanggal 7 Juli 2022 ini berusia 55 tahun.
"Saya begitu termotivasi untuk menang dan memberikan kado keberhasilan untuk klub saya, PB Mutiara Cardinal Bandung, yang tengah berulang tahun ke-55 hari ini," ujar Gregoria.
Di babak perempat final, Jumat (8/7), Gregoria akan bersua lagi dengan Akane Yamaguchi. Pemain asal Jepang yang juga unggulan pertama itu maju ke babak delapan besar usai mengalahkan Wang Zhi Yi (China), 12-21, 21-13, 21-12 dalam 47 menit.
Sebelumnya, di ajang Malaysia Open pekan lalu, Gregoria sukses mengalahkan pemain nomor satu dunia tersebut di babak pembuka. Kala itu, wakil Indonesia itu menang dengan skor 21-14, 21-14.
"Untuk pertandingan melawan Akane besok, saya sudah melupakan soal kemenangan di Malaysia Open pekan lalu. Saya akan bermain tanpa beban lagi dan mau menampilkan permainan yang maksimal. Saya tidak mikir lagi soal menang atau kalah. Besok saya hanya mau bermain maksimal dan mengeluarkan seluruh kemampuan terbaik," demikian Gregoria.