"Ini hasil yang harus kami terima. Kecewa dan sedih pasti karena setiap pemain mau hasil yang terbaik tapi kami merasa pertandingan tadi cukup seru dan cukup melelahkan juga," jelas Apri, melalui keterangan pers Humas PP PBSI.
"Strategi lawan sudah sangat siap hari ini, sementara permainan kami kurang konsisten. Kadang berjalan baik tapi kadang hilang lagi," tambahnya.
Di awal gim penentu, Apri/Fadia melihat lawan mampu mengendalikan permainan dan tanpa disadari mereka pun terbawa dengan strategi Jeong/Kim. "Saya sempat kebingungan sebenarnya, tapi Fadia bisa cover saya, terima kasih untuk dia," kata Apri.
Laga terakhir di turnamen level BWF World Tour Super 500 tersebut, menurut Apri, menjadi bahan pembelajaran bagi mereka, guna meningkatkan performa pada laga-laga mendatang. "Lawan mereka di kondisi shuttlecock yang berat memang harus punya power yang kuat, konsistensi dan juga tahan fokusnya. Itu yang harus kami tingkatkan," papar atlet asal klub PB Jaya Raya ini.
Sementara, Fadia menyatakan bahwa target mereka tetap mendulang poin sebanyak mungkin guna memastikan tempat pada Olimpiade Paris 2024. Meski gagal di Malaysia, mereka memastikan untuk mencapai performa terbaik di sejumalah turnamen mendatang. "Target kami pasti main ke Olimpaide Paris tahun depan, jadi kami tidak boleh lengah, terus memberikan yang terbaik di setiap turnamen karena ini sudah mulai penghitungan poin," jelasnya.
"Kami harus segera bersiap lagi untuk turnamen berikutnya," demikian Fadia.