"Tadi itu pertandingan cukup ketat, di mana lawan jarang sekali melakukan kesalahan sendiri. Permainan Kanta itu tipikal orang Jepang yang ulet, sabar, dan tidak mudah dimatikan," kata Anthony, melalui keterangan pers Humas PP PBSI.
"Meski kalah, saya tetap merasa senang karena dari babak pertama hingga perempat final saya bisa menerapkan strategi seperti yang saya maui. Hasil ini tetap merupakan awal yang baik dan semoga ke depannya saya bisa lebih baik lagi," Anthony, menambahkan.
Lebih lanjut tunggal putra berperingkat empat dunia ini mengaku sempat menemukan pola permainan yang tepat, yang membuahkan hasil keunggulan 13-10 pada gim kedua. Namun, kata Anthony, Tsuneyama dengan cepat mengubah taktik. "Pola permainan saya hilang," tuturnya.
"Setelah lawan mengubah pola, saya juga kurang sabar. Saya malah kepancing menyerang, saya jadi buru-buru. Meski sudah berjuang keras dengan terus mencari strategi yang pas, pertandingan juga terus berjalan dan lawan memang sudah unggul jauh," jelas atlet asal klub SGS-PLN ini.
Usai bertanding, Anthony menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan masyarakat Indonesia. Namun, ia pun memohon maaf lantaran hasil yang dicapainya di turnamen pembuka tahun ini tidak maksimal. "Saya sudah berjuang, tetapi hasilnya tidak memuaskan," ujarnya.
"Setelah ini saya akan berdiskusi dengan pelatih untuk mempersiapksn diri lebih baik lagi. Saya akan fokus ke turnamen berikutnya, apalagi ke depan masih ada turnamen di India dan Indonesia Masters. Saya harus bisa lebih siap dan tampil baik lagi," demikian Anthony.