"Alhamdulillah bisa main baik dan menang. Tadi di gim pertama saya bisa mengeluarkan semua kemampuan. Cuma di gim kedua, saya banyak mati sendiri. Saya juga gagal beradaptasi dengan embusan angin yang begitu kencang," kata Chico, dalam siaran pers Humas PP PBSI.
Pada gim ketiga Chico kembali bisa lebih mengontrol permainan. Dia juga bisa lebih menyerang. Meski sempat tegang, dia bisa tampil lebih tenang dan fokus untuk memenangi pertarungan. "Pada poin-poin kritis di gim ketiga, saya berinisiatif lebih menyerang. Karena takut keluar, poin terakhir yang saya dapat juga lewat smes yang saya arahkan ke tengah dan tidak bisa dikembalikan lawan," ujarnya.
Menurut Chico, Vittinghus juga bermain begitu baik. Pemain Denmark ini memiliki pengalaman segudang dan pertahanannya juga kokoh. "Dia ulet. Defend-nya juga kuat," tutur Chico.
Di babak kedua, Kamis (12/1), Chico sudah dinanti Prannoy HS. Pemain asal India tersebut menggusur kompatriotnya, Lakshya Sen, dengan 22-24, 21-12, 21-18, pada laga pembuka mereka. "Menghadapi Prannoy, saya harus lebih sabar dan siap bekerja keras. Dia juga memiliki stroke bagus. Saya tidak boleh main buru-buru untuk segera mematikan permainan," kata pemuda asal Jayapura, Papua, ini.
"Maklum, serangan lawan juga bagus. Saya harus bisa menikmati permainan dan enjoy agar seluruh kemampuan saya bisa keluar semua," demikian Chico.