Indonesia melalui Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) PBSI, diketahui sudah mulai menggelar latihan pada 13 April kemarin. PBSI yang memutuskan untuk melakukan karantina mandiri secara tertutup di Pelatnas, tetap menjalani program latihan kendati porsi intensitas yang diberikan hanya 40 persen dari biasanya.
Bukan cuma Indonesia, tim bulutangkis Tiongkok juga dikabarkan sudah menjalani sesi latihan di Pusat Olahraga Shuangliu di Sichuan, Chengdu, sejak pekan lalu. Pun demikian, Tiongkok juga belum menggelar sesi latihan penuh seperti biasanya.
Karena hal tersebut, tidak aneh bila BAM ingin seperti Indonesia usai melihat nasib para atletnya yang masih belum bisa menjalani sesi latihan akibat wabah COVID-19. Sekretaris Jenderal BAM, Kenny Goh berharap jika Dewan Keamanan Nasional Malaysia bisa memberikan kelonggoran kepada atlet-atlet Negeri Jiran untuk menjalani program latihan, terutama bagi mereka yang diproyeksikan untuk Olimpiade Tokyo 2020.
“Kita tahu beberapa negara sudah memulai kembali pelatihan mereka dalam skala yang lebih kecil dan tentu saja kita juga ingin melakukan hal yang sama, jika memungkinkan. Tapi, itu harus dilakukan dengan tertib, karena kesehatan dan kesejahteraan para pemain adalah prioritas utama,” kata Kenny Goh dikutip Indosport.com dari The Star.
Demi mendorong upaya itu, Kenny menuturkan bila BAM telah membahasnya dengan Dewan Olahraga Nasional (NSC) Malaysia, dan ia sangat yakin jika NSC akan mengupayakan hal tersebut. “Saya percaya NSC sedang mengerjakan sesuatu (proposal untuk mendapatkan lampu hijau dari Dewan Keamanan Nasional untuk atlet Road to Tokyo untuk melanjutkan pelatihan),” tutupnya.
Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) telah menangguhkan lebih dari 20 turnamen Internasional hingga Juni mendatang akibat eskalasi wabah COVID-19.