"Tetap semangat, pasti bisa! Tetap pertahankan Piala Thomas di Indonesia," pesan Marcus, melalui jejaring sosial PP PBSI, Sabtu (23/4) petang.
Marcus, 31 tahun, terbang ke Portugal pada awal bulan ini untuk menjalani operasi pada kedua pergelangan kakinya. Cornelis Nicolaas "Niek" van Dijk, ahli bedah ortopedi asal Belanda yang pernah menangani pesepakbola megabintang Cristiano Ronaldo, menangani atlet spesialis ganda Indonesia ini di Portugal.
Naik meja operasi dan masa pemulihan membuat Marcus harus menepi dan absen dari beberapa turnamen penting. Padahal, rasa sakit pada pergelangan kaki sudah dirasakan Marcus saat turun di All England 2022. "Sakitnya sudah lama. Segala macam treatmet sudah dilakukan, sudah banyak macam. Dari tur Eropa sudah sakit banget," tuturnya.
"Masa', setiap kali main harus minum obat (peredam rasa nyeri). Minum obat, kan, takut (efek samping) di badan," Marcus, menambahkan.
Kini, Prof. Dr. dr. Nicolaas C. Budhiparama, PhD, SpOT (K), FICS, Marcus mulai memasuki rangkaian perawatan pascaoperasi. "Hari ini mulai dicabut benangnya, lalu direhabilitasi. Akhir Mei, sudah boleh latihan lagi. Kalau terlalu cepat, peradangannya bisa kembali lagi," ungkapnya.
Marcus pun harus melewatkan sejumlah turnamen selama satu setengah bulan terakhir ini, fokus pada pemulihan cedera. "Pastinya, nyesel dan pengen bela Indonesia lagi. Kita, kan, habis juara. Tapi gimana, kalau main belum maksimal, daripada hasilnya mengecewakan," kata Marcus.
Nicolaas pun memuji kesabaran Marcus dalam melalui masa pemulihan cedera kali ini. Dokter pada PP PBSI ini menuturkan, Marcus pernah mengalami cedera lutut pada tahun 2016 dan harus menjalani masa pemulihan hampir serupa dengan saat ini. "Pada saat itu saya katakan kepada Marcus bahwa ini cederanya jelek (parah). Kalau pun (dipaksakan) main, Marcus cuma setengah-setengah penampilannya," ujarnya.
Marcus memilih untuk fokus beristirahat selama tiga bulan untuk memulihkan cederanya tersebut. "Dia (Marcus) berpikir benar, tiga bulan tahan. Decision is very important. Baik dari dokter, pemain, dan pelatihnya," demikian Nicolaas.