Asa untuk meraih podium teratas Tokyo 2020 kian bersinar, setelah di perempat final Sindhu mengakhiri perjuangan atlet bulu tangkis tuan rumah, Akane Yamaguchi, 21-13 22-20, Jum`at (30/7).
Kemenangan Sindhu atas pebulu tangkis peringkat lima dunia itu seolah menjadi penawar dahaga di pekan kemarau prestasi. Petinju Mary Kom --yang perjalanan hidupnya diangkat ke layar Bollywood--, petembak berusia 19 tahun Manu Bhaker, serta atlet panahan Deepika Kumari peraih tiga medali emas pada Piala Dunia di Paris, semuanya, gagal di Tokyo 2020.
Partai perebutan medali perunggu bakal tersaji di Mushashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Minggu (1/8). Sindhu akan berhadapan dengan atlet Tiongkok, He Bingjiao, yang kalah dari rekan senegaranya, Chen Yufei, 16-21, 21-13, 12-21.
Sindhu adalah nama besar di India sebagai salah satu atlet berprestasi. Ia muncul di tengah ingar-bingar olahraga kriket yang digandrungi masyarakat India
Nama Sindhu kian harum di negerinya setelah berhasil mencatatkan diri sebagai atlet bulu tangkis India pertama yang menjuarai BWF World Championships pada tahun 2019. Kini, Sindhu memikul beban berat di gelanggang bulu tangkis Tokyo 2020.
"Dulu saya hanya sekadar peserta, tapi sekarang semua orang bilang Sindhu harus mendapatkan medali," Sindhu, menuturkan kepada BBC.
Pada tahun 2018, Sindhu berada di peringkat tujuh dalam daftar atlet wanita dengan penghasilan terbesar versi majalah Forbes. Upah mingguannya diperkirakan mencapai 163 ribu dolar AS. Ia juga meraup sekitar 8 juta dolar AS dari sponsor.
Hingga Sabtu (31/7) malam WIB, kontingen "anak benua" telah mengoleksi 29 keping medali Olimpiade. Prestasi terbaik mereka pada London 2012 dengan perolehan enam medali. Sementara, atlet putri India telah berkontribusi enam medali, namun belum sekali pun meraih medali emas.
Di Rio 2016, Sindhu mencatatkan diri sebagai atlet putri India pertama yang meraih medali perak Olimpiade.