Bertanding di Mushashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Sabtu (24/7), pasangan nomor dua dunia itu menang dengan sangat telak dengan skor 21-7 dan 21-3. Matsutomo/Nagahara hanya membutuhkan waku 19 menit untuk memungkasi laga hari ini.
“Memainkan Olimpiade di rumah sendiri adalah kesempatan sekali seumur hidup, jadi kami merasa terhormat bisa bermain di sini. Sebagai juara dunia, tentu kami merasakan tekanan. Tapi di Olimpiade ini, kami ingin fokus menjalaninya satu per satu,” ungkap Mayu Matsumoto.
Berstatus unggulan kedua, Matsutomo/Nagahara masih tetap harus mewaspadai persaingan di Grup B. Meski hari ini mereka berhasil memetik kemenangan telak, dua pertandingan berikutnya sudah menenti Matsutomo/Nagahara. Selanjutnya, mereka akan berhadapan dengan ganda putri Belanda, Selena Piek/Cheryl Seinen dan pasangan Rachel Honderich/Kristen Tsai dari Kanada.
Dengan Piek/Seinen, Matsutomo/Nagahara sudah pernah bertemu tiga kali, dan dua di antaranya berakhir dengan kemenangan. Sementara dengan Honderich/Tsai, Matsutomo/Nagahara tercatat unggul 1-0.
Sementara itu, Doha Hany sendiri tercatat sebagai pebulutangkis putri yang turun di tiga nomor berbeda pada Olimpiade Tokyo 2020 ini. Selain di nomor ganda putri, dia juga tampil di sektor ganda campuran bersama Adham Hatem Elgamal dan tunggal putri. “Sangat sulit karena saya memainkan tiga nomor sekaligus. Tapi sejak awal saya merasa perlu melakukan itu. Bisa bermain di Tokyo 2020, saya bangga dan sangat senang,” tutur Doha Hany.
(Foto: BADMINTONPHOTO - Yves Lacroix)
“Karena kami bermain di Kejuaraan Afrika, tidak ada banyak wanita di tim, jadi kami berdua harus bermain di tunggal, ganda putri dan ganda campuran agar tim bisa menang. Jadi, kami terbiasa memainkan banyak pertandingan,” timpal Hadia Hosny menambahkan.