“Kami ingin fokus pada Olimpiade Paris 2024 mendatang. Walaupun sebenarnya saya masih belum yakin apa yang akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan. Tapi, inilah cara bermain kami dan begitu pula cara kami mendapatkan kepercayaan diri. Itu sedikit memberi kami keberuntungan. Jadi tolonglah percaya pada kami,” tutur Jia Yi Fan.
Chen/Jia harus menelan kekalahan dua game langsung dari ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu di babak final Olimpiade Tokyo 2020 dengan skor 19-21 dan 15-21. Juara dunia 2017 itu mengakui jika Greysia/Apriyani bermain sangat baik pada duel tersebut.
“Saya akui ini adalah pertama kalinya kami pergi ke Olimpiade, jadi kami sedikit gugup. Dan kami akui permainan kami kali ini tidak sebaik mereka (Greysia/Apriyani). Jadi kami perlu belajar dari mereka. Mereka juga lebih berpengalaman dari kami,” tutupnya.
Hasil ini juga sekaligus membuat sektor ganda putri Tiongkok harus puasa medali emas dalam dua edisi Olimpiade terakhir. Sebelumnya, pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016 lalu, tim ganda putri Tiongkok juga harus puasa gelar. Bahkan mereka tidak mendapatkan medali apapun.
Meski begitu, sektor ganda putri Tiongkok masih tercatat sebagai peraih medali emas terbanyak sepanjang sejarah Olimpiade. Hingga saat ini, ganda putri Tiongkok sudah mengoleksi lima medali emas secara beruntun sejak edisi Atlanta 1996 hingga London 2012.