Medali emas Olimpiade Tokyo 2020 untuk Tiongkok dipersembahkan ganda campuran, Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping dan tunggal putri, Chen Yu Fei. Sementara empat medali perunggu disumbangkan Chen Long (tunggal putra), Li Jun Hui/Liu Yu Chen (ganda putra), Chen Qing Chen/Jia Yi Fan (ganda putri) dan Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong (ganda campuran).
Pada partai puncak ganda campuran Olimpiade Tokyo 2020 yang mempertandingan All Chinese Finals, ternyata sesuai dengan prediksi Morten Frost, mantan pemain yang kini menjadi pengamat serta komentator bulutangkis. Menurut Frost, itu adalah laga ideal. Sebab, kedua pasangan merupakan ganda campuran nomor satu dan dua dunia.
“Tim Tiongkok tampil bagus di Olimpiade (Tokyo 2020). Sejujurnya saya tidak menyangka karena mereka absen dari kompetisi internasional cukup lama, tapi mereka tampil sangat baik,” kata Morten Frost dilansir Bolalob.com dari BWF TV.
Selain itu, Frost juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Greysia Polii/Apriyani Rahayu karena telah sukses meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 setelah penantian 29 tahun ganda putri Indonesia. “Apriyani tampil sangat bagus di final dan situasi ini menjadi emosional, bisa dibilang dia adalah pemain paling bagus di laga final. Tentunya juga di-back up dengan fantastis oleh Greysia,” ungkapnya.
Di sisi lain, penampilan tim tuan rumah tak luput dari sorotan Frost. Menurut dia, Jepang benar-benar gagal meraih target medali. Sebab, dua wakil mereka yang menyandang status nomor satu dunia, yakni Kento Momota (tunggal putra) dan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (ganda putri) harus pulang lebih cepat dari panggung Olimpiade Tokyo 2020.
“Tim Jepang pasti merasa kecewa karena mereka menjadi favorit di beberapa nomor. (Hanya) Dapat satu medali perunggu di Olimpiade Tokyo 2020 bisa saya bilang adalah hasil yang mengecewakan buat Jepang,” tandasnya.