Hukuman yang dijatuhkan NBA kepada Tago adalah larangan beraktivitas di cabang olahraga bulutangkis dalam jangka waktu yang tak ditentukan. Kini, setelah lebih dari empat tahun menanti, Tago akhirnya dinyatakan bebas dari hukuman NBA yang membelenggunya.
Kasus ini juga sempat menyeret nama tunggal putra nomor satu dunia, Kento Momota. Pada 2016 lalu, Tago dan Momota kedapatan melakukan judi ilegal di Jepang. Namun, hukuman bagi Momota tergolong lebih singkat. Sebab setahun kemudian, tepatnya pada Mei 2017, Momota sudah kembali aktif berkompetisi setelah NBA mencabut sanksi tersebut. Sementara Tago terpaksa hijrah ke Kuala Lumpur, Malaysia dan menjalani hari-hari hukumannya di Negeri Jiran.
Menurut laporan media massa Jepang yang dikutip The Star, NBA akhirnya mencabut sanksi Tago lantaran dia dianggap berkelakuan baik selama menjalani hukumannya. Peraih Piala Thomas 2014 lalu itu dinilai telah berkontribusi dengan aktif mempromosikan olahraga bulutangkis melalui pelatihan dan terlibat dengan para fans melalui media sosial dalam beberapa tahun terakhir.
Sejak pindah ke Malaysia pada 2017 lalu, Tago juga memperlihatkan loyalitas bulutangkisnya di Petaling Badminton Club pada Malaysian Purple League. Lalu, dia mulai memberikan sesi pelatihan privat yang kemudian berujung dengan lahirnya Tago Academy pada April 2019.
“Saya cinta Malaysia. Saya mampu berdiri di atas kedua kaki saya lagi setelah menerima bantuan di sini. Jika saya memilih tetap tinggal di Jepang setelah menerima hukuman, pasti akan lebih sulit bagi saya untuk mencari pekerjaan,” kata Kenichi Tago dilansir BolaSport.com.
“Jadi, sangat senang bisa ada di sini, terutama bisa terus terlibat dalam bulutangkis. Saya sangat bahagia dengan kehidupan saya di sini. Jika tidak, saya tidak mungkin bertahan selama ini,” lanjutnya menambahkan.