Sehari yang lalu, Apri/Fadia kalah dari pasangan Jepang, Mayu Matsumoto/WakanaNagahara, dengan skor 22-24, 15-21. "Pastinya kecewa karena tidak bisa melaju ke babak selanjutnya dan tidak bisa menyumbang medali," tanggap Fadia kepada tim Humas dan Media PP PBSI, Minggu (28/7).
"Ini menjadi pengalaman dan pembelajaran yang sangat berharga untuk saya. Saya bisa bermain di Olimpiade, tidak semua atlet punya kesempatan ini," tambah atlet binaan PB Djarum ini.
Pada kesempatan tersebut Fadia juga menuturkan bahwa mereka memiliki kesempatan menyamakan kedudukan setelah tercipta setting di gim kedua. Namun, Fadia mengaku kurang tenang pada poin-poin kritis. "Sayang sekali memang di momen tadi, kami tidak bisa ambil keunggulan di gim kedua. Mungkin kalau bisa ambil, cerita bisa saja berbeda," katanya.
"Terasa di poin-poin kritis terutama saya, bermain kurang tenang. Sementara, lawan yang sangat berpengalaman sudah hafal sekali kebiasaan-kebiasaan, sudah tahu mau melakukan apa di momen seperti itu," ungkapnya.
Secara umum Fadia berpandangan, dua laga terakhir di ajang olahraga dunia empat tahunan itu, layaknya bertanding di partai puncak. "Semangat dan suasana itu yang jadi pelajaran buat saya," ujarnya.
Pada laga terakhir di Grup A, Apri/Fadia bertemu dengan wakil Malaysia, Pearly Tan/Thinaah Muralitharan, Selasa (30/7). "Masih ada pertandingan terakhir, kami tetap mau fight. Kami tidak mau memikirkan laga ini sudah tidak menentukan lagi, kami mau berjuang sebaik-baiknya," demikian Fadia.