"Dari penampilan atlet-atlet kita, yaitu Rinov/Pitha, Apri/Fadia, dan Jonatan juga Ginting, pasti ada kekecewaan," ungkap Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Ricky Soebagdja melalui keterangan pers Humas PP PBSI, Rabu (1/8) siang WIB.
"Saya tahu sebagai atlet pasti tidak mau kalah, tapi kita perlu lihat bagaimana permainan di lapangan. Bagaimana daya juang di lapangan," tambah peraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996 ini.
Ganda putri Apri/Fadia tersisih dari Paris 2024 setelah mengalami tiga kekalahan beruntun. Sementara, ganda campuran Rinov/Pitha di Olimpiade mereka gagal meraih kemenangan pada laga terakhir, guna memastikan lolos ke babak gugur.
Di sektor tunggal, Jonatan hanya finis di peringkat kedua Grup L dengan sekali menang dan sekali kalah. Kekalahan dari rumah Toma Junior Popov meninggalkan kekecewaan mendalam bagi Anthony. Ia gagal melangkah lebih jauh pada Paris 2024 setelah kalah dalam pertarungan ketat dengan wakil tuan rumah tersebut.
Ricky berpendapat, kecuali Anthony, kegagalan yang dialami sejumlah wakil Indonesia ini lantaran tidak dapat mengeluarkan performa terbaik mereka. Sementara dari segi persiapan, menurutnya, para pemain telah menjalaninya secara maksimal. "Tapi secara di lapangan, belum keluar secara maksimal," katanya.
"Untuk Ginting saya melihat dia sudah mengeluarkan seluruh kemampuan, jatuh bangun mengejar bola tapi memang lawannya, Toma Popov dengan dukungan suporter tuan rumah juga tampil sangat baik. Seperti tidak ada celah," jelasnya.
"Disayangkan memang Ginting tidak berhasil mengatasi karena seharusnya dengan
levelnya, hal seperti ini bisa dilewati dan ada beberapa kesempatan untuk mengungguli lawan," demikian Ricky.