"Dia menatap saya dan berkata, 'Ini putus'. Dia tahun betul rasanya (cedera lutut) itu dan dia mengatakannya langsung kepada saya," ujar Rivas menirukan ucapan Marín, dikutip dari laman Federasi Bulu Tangkis Dunia.
"Ini lebih dari sekadar olahraga. Saya sudah melatih Carolina selama 16 tahun, jadi dia seperti 'putri' saya. Saya terluka lebih dari sekedar bulu tangkis," Rivas, menambahkan.
Antara melaporkan, Marín mengundurkan diri dari semifinal bulu tangkis Olimpiade Paris dalam keadaan cedera dan berlinang air mata. Ia memutuskan untuk mundur dari turnamen setelah tidak bisa bangkit di pertengahan gim kedua saat melawan He Bing Jao asal China.
Para pelatih dan He bergegas ke sisinya saat ia terbaring di lapangan selama beberapa menit, memegangi kakinya. Atlet berusia 31 tahun itu akhirnya bangkit dan berjalan hati-hati meninggalkan lapangan, kemudian kembali mengenakan brace.
Namun, ia hampir tidak bisa bergerak, kehilangan dua poin berikutnya sebelum jatuh ke lapangan lagi, jelas kesakitan, dan menangis tak terkendali.
Setelah pertandingan berakhir, ia menolak menggunakan kursi roda dan tertatih-tatih keluar dari arena diiringi tepuk tangan meriah dari penonton di bangku tribune. Beberapa di antara mereka terharu melihat perjuangannya.
Unggulan keempat itu memenangi gim pertama dengan skor 21-14 dan memimpin 10-6 pada gim kedua.
"Ini tidak adil baginya. Dia adalah seorang pejuang dan telah bekerja sangat keras untuk kembali ke level kelas dunia," kata Rivas.
"Dia benar-benar sehat, bugar, dan sangat bertekad untuk meraih medali emas. Saya sangat bangga dengan perjalanannya, tekadnya, serta ketahanannya. Saya yakin sekarang dia tidak merasa seperti itu, tapi dia akan merasa bangga pada dirinya sendiri di masa mendatang," tegasnya.
Marín adalah salah satu pebulu tangkis favorit untuk meraih gelar pada Tokyo 2020 dan Paris 2024. Namun, dalam persiapannya menuju Tokyo, ia mengalami cedera ACL beberapa bulan sebelum ajang tersebut. Itu adalah cedera ACL keduanya. "Ia kesakitan, itu sensasi yang sudah ia rasakan," kata Rivas, yang mengisyaratkan bahwa atletnya mungkin mengalami cedera serius yang sama lagi.
Pengunduran diri Marín yang menyakitkan mengundang simpati dari rekan senegaranya dari Spanyol seperti petenis Carlos Alcaraz, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez, legenda bola basket Pau Gasol, serta aktor Hollywood Antonio Banderas.
Di sisi lain, He mengaku sedih dengan kondisi yang diderita Marín, meskipun ini berarti ia bakal melesat ke final untuk bertemu pemain nomor satu dunia asal Korea Selatan, An Se Young. "Dia bermain dengan sangat baik dan saya sangat pasif. Saya sama sekali tidak memikirkan final," tutur He.
Dengan mundurnya Marín dari Paris 2024, maka tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung berhak atas medali perunggu.