"Kami mohon maaf kepada masyarakat Indonesia, PBSI, NOC, karena belum bisa melaju ke babak berikutnya," ujar Fajar melalui keterangan pers Humas PP PBSI, Kamis (1/8) malam WIB, seusai pertandingan di Porte de La Chapelle Arena, Paris, Prancis tersebut.
"Tidak ada atlet yang mau kalah dan kami kecewa," Fajar, menambahkan.
Lebih lanjut Fajar menyatakan, memang, tidak menutup kemungkinan jika ia dan pasangannya dapat kembali berlaga pada Olimpiade berikutnya. Namun, menurutnya, keduanya menginjak usia yang tidak muda lagi. Saat ini, Fajar berusia 29 tahun sementara Rian setahun lebih muda. "Kami realistis, umur kami tidak muda lagi. Jadi kami patut bersyukur bisa bermain di Olimpiade pertama ini," katanya.
"Apapun hasilnya, kami sudah maksimal," tutur pemain asal klub SGS-PLN Bandung ini.
Di sisi lain, Fajar berpendapat, mereka sudah maksimal dari segi persiapan. Satu bulan di Jakarta, kemudian berlanjut dengan training camp selama 10 hari di Chambly sebelum masuk ke perkampungan atlet, dirasa cukup.
Namun, rasa tegang acap kali datang ketika mereka memasuki arena pertandingan Olimpiade, yang memiliki atmosfer berbeda dengan turnamen-turnamen lainnya, "Semua atlet pasti mau tampil 100 persen. Tapi di dalam lapangan pasti ada rasa tegang dan lain-lainnya, itu yang belum bisa diatasi," ungkapnya.
"Ini Olimpiade pertama kami. Kami sudah coba lebih tenang, lebih rileks, dan banyak berdiskusi dengan pelatih serta tim psikolog. Tapi di lapangan memang ada aura yang berbeda," demikian Rian.