Namun, nomor telepon Fajar yang dihubungi melalui aplikasi percakapan WhatsApp itu tidak aktif. Ricky lantas menghubungi salah seorang pelatih yang tengah bersama Fajar, untuk memberi tahu bahwa jumpa pers telah dimulai. "Aa Ricky, kan, coba telepon saya dan nggak masuk. Akhirnya dia telepon pelatih dulu," tutur pemain asal klub SGS-PLN Bandung tersebut kepada wartawan.
"Memang WA (WhatsApp) saya, saya nggak aktifkan sejak tiga hari yang lalu. Itu salah satu upaya agar saya lebih fokus. Kadang-kadang, kan, masalah itu bukan datang dari Instagram atau media-media yang lain. Tapi ada juga dari WA, mungkin masalah teman atau masalah keluarga yang curhat ke kita," Fajar, menjelaskan.
Lebih lanjut Fajar menyatakan, percakapan via WhatsApp kadang dianggap sebagai hal sepele bagi banyak orang. Namun, ia berupaya untuk meminimalisasi komunikasi dengan lingkungan di luar persiapan Paris 2024, agar fokusnya tidak buyar. "Bahkan kontak pribadi WA saya sudah ganti. Jadi saya punya nomor WA, itu nomor baru yang untuk orang-orang yang berperan untuk Olimpiade saja," tuturnya.
"Apalagi kalau medsos (media sosial) itu, kan, yang nggak berteman saja bisa melihat," tambah Fajar.
Lain halnya dengan pemain tunggal putri andalan Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, yang memilih untuk mengurangi konsumsi medsos. Ia bahkan tidak akan menyampaikan pendapat atau berekspresi di medsos dalam upaya memfokuskan diri pada persiapan Paris 2024. "Sejak Indonesia Open kemarin aku sudah mengurangi melihat medsos. Tapi, ada beberapa hal yang harus aku lakukan di medsos, yang itu terkait beberapa pekerjaan," kata pemain asal Wonogiri, Jawa Tengah, ini.
"Paling sekarang aku kasih (batas) jam. Jadi misalnya jam 8 atau jam 9 aku sudah nggak buka lagi (medsos) dan persiapan untuk tidur. Jadi dalam sehari aku nggak lebih dari dua jam buka medsos, aku cuma lihat-lihat saja," demikian Gregoria.