"Dapat kami pastikan juga bahwa perebutan medali perunggu tunggal putri pada Senin, 5 Juli, tidak akan diadakan lagi, sehingga medali perunggu akan diberikan kepada Gregoria Mariska Tunjung dari Indonesia," demikian pernyataan BWF.
Pada pertandingan semifinal Paris 2024 yang berlangsung di Porta de La Chapelle Arena, Paris, Prancis, Gregoria kalah rubber game 21-11, 13-21, 16-21 dari pemain nomor satu dunia asal Korea Selatan, An Se Young.
Laga semifinal berikutnya mempertemukan Marín dengan wakil China, He Bing Jiao. Setelah memenangi gim pertama dengan skor 21-14, dominasi Marín berlanjut di gim kedua. Ia membuka keunggulan unggul 10-6 sampai saat ia mendarat dengan salah di lututnya yang pernah dioperasi, dan terjatuh sambil berteriak kesakitan. "Keheningan menyelimuti La Chapelle Arena," tulis laman berita Kompas.id.
Marín kemudian menepi dan dihampiri oleh para ofisial pertandingan serta kedua pelatihnya. Ia lalu duduk dan mengenakan pelindung pada lutut kanannya. Marín pun kembali bertanding. Namun, setelah kehilangan dua poin, Marín tak mampu melanjutkan pertandingan. Marín tak kuasa menahan tangis saat meninggalkan Lapangan 1.
Melalui lamannya, BWF mengumumkan, "Rincian medis lebih lanjut akan menyusul pada waktunya."
Dengan mundurnya Marín, hanya akan ada tiga pertandingan yang digelar pada Senin (5/8), yaitu final tunggal putri antara An dan He, lalu pertandingan perebutan medali perak tunggal putra antara Lee Zii Jia (Malaysia) dan Lakshya Sen (India), dan ditutup dengan laga perebutan keping emas di sektor tunggal putra antara Kunlavut Vitidsarn (Thailand) dan Viktor Axelsen (Denmark).