Marin memang berhasil mengandaskan perlawanan Christophersen saat bentrok di babak 16 besar. Peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 itu mengunci kemenangan dua game langsung dengan skor nyaman 21-14 dan 21-8. Meski begitu, Marin tetap memuji penampilan Christophersen.
“Saya pikir dia bermain cukup bagus di awal permainan. Saya membuat beberapa kesalahan mudah dan saya pikir dia semakin percaya diri. Tapi kemudian setelah jeda pertama, saya berbicara dengan pelatih saya dan mulai memikirkan tentang rencana permainan. Saya pikir itu adalah kebangkitan yang bagus setelah jeda,” beber Carolina Marin dilansir situs resmi Federasi Bulutangkis Dunia (BWF).
“Ini pertama kalinya saya melawan dia. Saya tahu dia pemain yang bagus. Dia masih muda, punya banyak waktu untuk terus berkembang. Jika dia terus bekerja keras mungkin dia bisa bagus di tingkat internasional,” sambungnya menambahkan.
Sebelum tumbang di tangan Marin, Christophersen mampu menarik perhatian dengan mengalahkan seniornya, Line Kjaersfeldt di laga pembuka. Dalam tempo 36 menit, tunggal putri 20 tahun itu berhasil memastikan kemenangan straight game dengan skor 21-18 dan 21-18.
“Ini kemenangan besar bagi saya. Itu adalah pertandingan yang aneh karena kami sangat mengenal satu sama lain. Ini pertama kalinya saya bermain di Denmark Open, jadi itu juga sangat bagus,” kata Line Christophersen.
Dalam tiga tahun terakhir, Christophersen dianggap cukup pesat dalam meningkatkan kemampuannya. Bahkan sebagai pemain junior, dia beberapa kali sempat terlibat dalam pertandingan di level senior. Christophersen terpilih untuk tim Piala Uber Denmark pada 2018 lalu.
Meski harus kalah dari Marin, dia mengaku tidak terlalu kecewa. “Sangat menyenangkan bermain melawan dia. Tujuan saya adalah mencoba dan mencari tahu bagaimana rasanya bermain dengannya. Setelah berhadapan dengan dia, saya termotivasi untuk terus berlatih dan meningkatkan kecepatan,” ungkap Christophersen.