Tampil di partai kedua, Jorji berhadapan dengan tunggal putri negara tetangga Kisona Selvaduray. Saat itu, tim bulu tangkis Indonesia sudah tertinggal 0-1 dari Malaysia, usai kekalahan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo pada partai pertama ganda putra. Harapan untuk bisa mengejar ketertinggalan pun terbebankan pada Jorji.
Terlebih, Jorji lebih diunggulkan dari Kisona berdasarkan peringkat.
Faktanya, pemain yang menempati peringkat 21 dunia itu sempat tegang. Permainannya belum lepas. "Saya tegang dan dampaknya banyak melakukan kesalahan sendiri. Sudah unggul kemudian banyak kehilangan angka karena kesalahan sendiri. Apalagi saat itu Indonesia ketinggalan angka dari Malaysia," aku Jorji mengutip keterangan pers tim Humas dan Media PP PBSI.
Pun, Jorji mengucap syukur akhirnya bisa mengatasi Kisona yang kini menempati rangking 53 BWF. "Puji Tuhan dan bersyukur bisa menang dan menyumbangkan angka untuk Indonesia," lanjut atlet asal Wonogiri, Jawa Tengah, yang sukses menaklukkan Kisona dengan permainan tiga gim, 22-20, 18-21, 21-19.
Meski menang, Jorji masih belum puas karena seharusnya ia masih bisa lebih baik lagi. Ia pun bertekad akan memperbaiki performanya di lapangan, terutama dalam hal mengatasi ketegangan.
Sementara, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky pun melihat ketegangan yang meliputi Jorji selama bertanding di babak delapan besar itu. "Dia bermain kurang nyaman, tegang. Akibatnya saat unggul kadang kerap membuang angka secara beruntun," katanya.